Pengukuran Komitmen Karyawan Pada Perusahaan

Sunday, September 25, 2011

Komitmen karyawan yang kuat merupakan dambaan perusahaan, namun komitmen karyawan tidaklah stabil, dapat naik dan turun. Untuk mengetahui seberapa kuat komitmen tersebut, Mowday seorang pakar SDM membuat beberapa pernyataan (Organizational Commitment Questionnaire) sebagai berikut:
  1. I am willing to put in a great deal of effort beyond that normally expected in order to help this organization be successful.
  2. I talk up to this organization to my friends as a great organization to work for.
  3. I feel very little loyalty to this organization.
  4. I would accept almost any type of job assignment in order ro keep working for this organization.
  5. I find that my values and the organization’s values are very similar.
  6. I am proud to tell others that I am part of this organization.
  7. I could just as well be working for a different organization as long as the type of work was similar.
  8. This organization really inspires the very best in me in the way of job performance.
  9. It would be take very little change in my present circumstances to cause me to leave this organization.
  10. I am extremely glad that I chose this organization to work for over others I was considering at the time I joined.
  11. There’s not too much to be gained by sticking with this organization indefinitely.
  12. 12. Often, I find it difficult to agree with this organization’s policies on important matters relating to its employees.
  13. I really care about the fate of this organization.
  14. For me, this is the best of all possible organization for which to work.
  15. Deciding to work for this organization was a definite mistake on my part.
Dengan mengetahui tanggapan karyawan diharapkan dapat diketahui komitmen karyawan pada perusahaan.


Sumber: http://artikel-manajemen.blogspot.com

Pengaruh Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih mungkin seringkali Kita dengar atau ucapkan, namun sadarkah pengaruh dari ucapan tersebut pada diri Kita dan yang menerimanya ?

Penelitian yang dipublikasikan di Psychological Science melihat efek ucapan terima kasih terhadap kekuatan komunal, tingkat tanggung jawab yang dirasakan seorang teman atau pasangan kepada yang lain. Sedang penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa ucapan terima kasih menguatkan hubungan dengan meningkatkan kepuasan.

Hasil riset menunjukan, mengucapkan terima kasih, tak hanya membantu orang yang menerima ucapan itu, namun juga yang mengucapkannya. Ucapan itu juga mampu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dalam bersikap saat menjalani sebuah hubungan sosial. Ekpresi wajah saat mengucapkan terima kasih menggambarkan Anda menjadi seorang yang bertanggung jawab terhadap orang-orang disekitar Anda.

Meski riset terdahulu menyimpulkan ekspresi saat mengucapkan terima kasih menghadirkan kepuasan dalam sebuah hubungan sosial, riset paling anyar yang dipublikasi secara online dalam psychological Science mencatat, ekspresi saat mengucapkan terima kasih tidak hanya menghadirkan kepuasan dalam sebuah hubungan melainkan kekuatan komunal di dalamnya, sebuah tingkatan tanggung jawab yang mencakup orang-orang di sekitar dan lingkungan.

Pemimpin riset, Nathaniel Lambert dari Florida State University, Tallahassee menyatakan hasil riset begitu logis. “Ketika Anda mengekspresikan ucapan terimakasih, Anda terfokus pada hal baik yang telah dilakukan untuk Anda. Hal ini membuat Anda berpikir positif dan membantu Anda untuk fokus pada jalan yang benar,” katanya kepada Healthday, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, Lambert dan kolega meriset ulang melalui tiga riset berbeda tentang mengekspresikan ucapan terima kasih membantu seseorang memperkuat hubungannya dengan orang lain.

Di riset pertama, 137 mahasiswa mengikuti rangkaian survey bagaimana mereka mengekpresikan terima kasih kepada teman atau kerabatnya. Hasil survey menunjukan, ucapan terima kasih berhubungan dengan persepsi seorang yang begitu kental dengan ikatan komunalnya.

Pada riset kedua, 218 mahasiswa yang ditanyai melalui sebuah survei mengaku mengalami perubahan persespsi saat berinteraksi sosial dengan orang-orang terdekat dan lingkungan sekitarnya.

Memasuki riset ketiga, Lambert dan kolega melibatkan 75 laki-laki dan perempuan yang kemudian secara acak diharuskan memilih satu dari empat kelompok yang ada dan mengikuti aktivitas kelompok yang dipilih lebih dari tiga minggu.

Kelompok pertama diharuskan mengucapkan terima kasih kepada teman. Kemudian di kelompok kedua, individu harus bercerita tentang teman-teman mereka. Kelompok ketiga, bercerita tentang aktivitas keseharian dan kelompok keempat berbicara tentang sisi positif berinteraksi dengan teman.

Dari empat kelompok tadi, kelompok pertama cenderung menghargai sebuah bentuk hubungan sosial ketimbang kelompok lain. “ Seseorang yang mengucapkan terima kasih begitu terbuka pada hubungan sosial, lebih komunal, mau berkorban dan membantu individu lain,” kata Lambert.

Ia juga melihat individu yang gemar mengucapkan terima kasih nantinya mengharapkan individu lain juga melakukan hal serupa. “Dalam hubungan kemasyarakatan sekarang ini, sebagian individu tidak melihat apa yang dilakukan untuk mereka. Itu hanyalah krikil kecil tentang ucapan terima kasih. Hal itu berpotensi merubaharah peluru negatif menuju kepada pandangan positif di sebuah hubungan,” katanya.

Secara terpisah, Pakar Psikolog dari University of Califormia Davis, Robert Emmons dalam bukunya berjudul Thanks!: How the New Science of Gratitude Can Make You Happier menyatakan ucapan terimakasih dapat merajut dan mengikat orang-orang ke dalam hubungan timbal balik. “Tantangan terbesar riset adalah laki-laki lebih sulit mengucapkan terima kasih,” singkatnya.

“Ketika seseorang tidak merasakannya, riset secara kuat menunjukan mengucapkan terima kasih akan membimbing individu paa keterikatan secara emosi,” tuturnya.

Nah sudahkah Anda membiasakan mengucapkan terima kasih kepada rekan, keluarga atau konsumen Anda?



Sumber: http://artikel-manajemen.blogspot.com 

Berusaha Menurunkan Berat Badan

Thursday, September 15, 2011

Stelah lebaran ternyata berat badan menjadi over. Waktu puasa turun 3kg, ehhhh habis lebaran naik 5kg...tekor deh 2kg. Akhirnya karna melihat salah satu bagian tubuh ini membesar yaaaa mau ta mau harus sediki ngerem dalam segi "perbaikan gizi".

Beberapa program diet sih udah dicoba. Tapi apa boleh buat smuanya tak ada yang berhasil. Eh, pernah deng berhasil slama 1 taun waktu ikut program "cubit-cubit". Tapi stelah itu yaaaa "gitu deh". Dari makan obat, pantangan makan, minum teh, cubit2, teken2 telinga sampe fitnes. Smua udah dilakuin. Cape juga sih. Akhirnya mencoba ikut menu dietnya nyenye yang slalu rajin dikasih menu diet buat pasien penyakit jantung.

Jetleg juga sih. Sgala2 musti dikukus, garem gak boleh banyak (scara aq suka asin), nasi gak boleh juga (kebetulan gak bgitu suka nasi, kecuali ada sambel asin, pete, jengki...heheheh), bakso bole tanpa mie (hmmm mayan berat) dan makanan lain yang aq suka kebanyakan menjadi pantangan. Tapi yaaa gemana lagi, soalnya sempet sirik juga liat temen yang dah turun 30kg gara2 3 bulan gak mengkonsumsi nasi. Wawwww...4 jempol deh...gantiinya katanya roti gandum. Hebat yaaa, ko bisa konsisten. Aq sih awal2 pasti berhasil, kesananya sihhh yaaaa udah deh...:)

B'fast kentang rebus+tumis wortel, fillet ayam, makaroni
Doakan saja yaaa...biar program yang sekarang bisa berhasil (walopun dah tau jawabannya...tapi tetep semangatttttttttttttttttt)...

ala bumbaaa... Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino