Masa kanak-kanak
Pandawa lima yang terdiri atas Yudistira, Arjuna, Bima, Nakula dan Sadewa, memiliki saudara yang bernama Duryodana dan 99 adiknya yang merupakan anak dari Dretarastra yang tak lain adalah paman mereka, sekaligus Raja Hastinapura.
Sewaktu kecil mereka suka bermain bersama, tetapi Bima suka mengganggu
sepupunya. Lambat laun Duryodana merasa jengkel karena menjadi korban
dan gangguan dari ejekan Bima. Suatu hari Duryodana berpikir ia bersama
adiknya mustahil untuk dapat meneruskan tahta dinasti Kuru apabila sepupunya masih ada. Mereka semua (Pandawa lima dan sepupu-sepupunya atau yang dikenal juga sebagai Korawa) tinggal bersama dalam suatu kerajaan yang beribukota di Hastinapura. Akhirnya berbagai niat jahat muncul dalam benaknya untuk menyingkirkan para Pandawa beserta ibunya.
Usaha pertama untuk menyingkirkan Pandawa
Dretarastra yang mencintai keponakannya secara berlebihan mengangkat Yudistira
sebagai putra mahkota tetapi ia langsung menyesali perbuatannya yang
terlalu terburu-buru sehingga ia tidak memikirkan perasaan anaknya. Hal
ini menyebabkan Duryodana iri hati dengan Yudistira, ia mencoba untuk membunuh para Pandawa beserta ibu mereka yang bernama Kunti
dengan cara menyuruh mereka berlibur ke tempat yang bernama Waranawata.
Di sana terdapat bangunan yang megah, yang telah disiapkan Duryodana
untuk mereka berlibur dan akan membakar bagunan itu di tengah malam pada
saat Pandawa lima sedang terlelap tidur. Segala sesuatunya yang sudah
direncanakan Duryodana dibocorkan oleh Widura
yang merupakan paman dari Pandawa. Sebelum itu juga Yudistira juga
telah diingatkan oleh seorang petapa yang datang ke dirinya bahwa akan
ada bencana yang menimpannya oleh karena itu Yudistira pun sudah
berwaspada terhadap segala kemungkinan. Untuk pertama kalinya Yudistira
lolos dalam perangkap Duryodana dan melarikan diri ke hutan rimba. Di
hutan rimba, Pandawa bertemu dengan raksasa Hidimba, dan adiknya Hidimbi. Hidimba dibunuh oleh Bima, lalu Hidimbi dinikahi. Dari pernikahan tersebut, lahirlah Gatotkaca.
Setelah beberapa lama, Hidimbi dan Gatotkaca berpisah dengan para
Pandawa sebab para pangeran tersebut harus melanjutkan perjalanannya.
Para Pandawa mendapatkan Dropadi
Pandawa lima yang melarikan diri ke rimba mengetahui akan diadakan sayembara di Kerajaan Panchala dengan syarat, barang siapa yang dapat membidik sasaran dengan tepat boleh menikahkan putri Raja Panchala (Drupada) yang bernama Panchali atau Dropadi. Arjuna pun mengikuti sayembara itu dan berhasil memenangkannya, tetapi Bima yang berkata kepada ibunya, "lihat apa yang kami bawa ibu!". Kunti, menjawab, "Bagi saja secara rata apa yang kalian dapat". Karena perkataan ibunya. Pancali pun bersuamikan lima orang.
Perselisihan antar keluarga
Pamannya (Dretarastra)
yang mengetahui bahwa Pandawa lima ternyata belum mati pun mengundang
mereka untuk kembali ke Hastinapura dan memberikan hadiah berupa tanah
dari sebagian kerajaannya, yang akhirnya Pandawa lima membangun kota
dari sebagian tanah yang diberikan pamannya itu hingga menjadi megah dan
makmur yang diberi nama Indraprastha. Duryodana yang pernah datang ke Indraprastha iri melihat bangunan yang begitu indah, megah dan artistik itu. Setelah pulang ke Hastinapura ia langsung memanggil arsitek terkemuka untuk membangun pendapa yang tidak kalah indahnya dari pendapa di Indraprastha.
Bersamaan dengan pembangunan pendapa di Hastinapura ia pun merencanakan
sesuatu untuk menjatuhkan Yudistira dan adik adiknya. Yang pada
akhirnya Yudistra pun terjebak dalam rencananya Duryodana dan harus
menjalani pengasingan selama 14 Tahun, di dalam pengasingan itu
Yudistira pun menyusun rencana untuk membalas dendam atas penghinaan
yang telah dilakukan Duryodana dan adik adiknya, yang akhirnya memicu
terjadinya perang besar antara Pandawa dan Korawa serta sekutu-sekutunya.
Pertempuran besar di Kurukshetra
Pertempuran besar di Kurukshetra (atau lebih dikenal dengan istilah Bharatayuddha di Indonesia) merupakan pertempuran sengit yang berlangsung selama delapan belas hari. Pihak Pandawa maupun pihak Korawa
sama-sama memiliki ksatria-ksatria besar dan angkatan perang yang kuat.
Pasukan kedua belah pihak hampir gugur semuanya, dan kemenangan berada
di pihak Pandawa karena mereka berhasil bertahan hidup dari pertempuran
sengit tersebut. Semua Korawa gugur di tangan mereka, kecuali Yuyutsu, satu-satunya Korawa yang memihak Pandawa sesaat sebelum pertempuran berlangsung.
Akhir riwayat
Setelah Kresna wafat, Byasa menyarankan para Pandawa agar meninggalkan kehidupan duniawi dan hidup sebagai pertapa. Sebelum meninggalkan kerajaan, Yudistira menyerahkan tahta kepada Parikesit, cucu Arjuna. Para Pandawa beserta Dropadi melakukan perjalanan terakhir mereka di Gunung Himalaya.
Sebelum sampai di puncak, satu persatu dari mereka meninggal dalam
perjalanan. Hanya Yudistira yang masih bertahan hidup dan didampingi
oleh seekor anjing yang setia. Sesampainya di puncak, Yudistira dijemput
oleh Dewa Indra
yang menaiki kereta kencana. Yudistira menolak untuk mencapai surga
jika harus meninggalkan anjingnya. Karena sikap tulus yang ditunjukkan
oleh Yudistira, anjing tersebut menampakkan wujud aslinya, yaitu Dewa Dharma. Dewa Dharma berkata bahwa Yudistira telah melewati ujian yang diberikan kepadanya dengan tenang dan ia berhak berada di surga.
Sesampainya di surga, Yudistira terkejut karena ia tidak melihat saudara-saudaranya, sebaliknya ia melihat Duryodana beserta sekutunya di surga. Dewa Indra
berkata bahwa saudara-saudara Yudistira berada di neraka. Mendengar hal
itu, Yudistira lebih memilih tinggal di neraka bersama
saudara-saudaranya daripada tinggal di surga. Pada saat itu, pemandangan
tiba-tiba berubah. Dewa Indra pun berkata bahwa hal tersebut merupakan
salah satu ujian yang diberikan kepadanya, dan sebenarnya saudara
Yudistira telah berada di surga. Yudistira pun mendapatkan surga.
Sumber: http://pkl-bangilan1.blogspot.com/2012/02/pandawa.html
0 Comments:
Post a Comment