Asupan energi hari ini berawal dari satu buah alpukat (bukan jenis
mentega) ditambah irisan gula merah, sebagai pengganti rasa tawar dengan
rasa manis yang secukupnya. Entah kenapa, semalem waktu mencari oleh -
oleh buat Tabee disalah satu swalayan depan kantor, hati tergerak
membeli alpukat dan ternyata memang bener, alpukatnya bagus, harganya
kalo tidak salah 19.800 per kg. Saya ambil 5 buah, dan ditimbang dengan
berat 1,6 kg, jadilah harganya 28 ribuan.
Mungkin, alpukat ini adalah alpukat pertama yang saya makan dalam 2
bulan terakhir ini, kenapa ? ya karena takut gendut heuheu.
Alhamdulillah, berat badan ini sudah turun hampir 8 kg dalam 2 bulan
terakhir. Berat badan saat ini sudah 71 kg. Dengan tinggi yang umumnya
orangnya Indonesia tinggi 165 cm, dengan berat seperti itu, kayanya
masih tetep dibilang gendut atau over weight :). Semangatnya satu, hanya
ingin badan terasa lebih sehat. Bukan kenapa-kenapa, banyak orang
bilang, kalau makanan itu adalah sumber penyakit. Semakin beragam
makanan yang kita makan, maka semakin rentanlah badan kita terhadap
penyakit. Jadi dengan mengatur asupan makanan, maka badan kita diyakini
akan lebih sehat (mungkin gitu kayanya). Setelah berat badan nyampe 70
kg, target saya hanya akan mencoba menjaga stabilitas badan aja. Tidak
berniat untuk lebih turun dari itu, bukan kenapa kenapa, celana dan baju
sudah terasa longgar, kalau berat badan tambah turun, dipastikan
pengeluaran akan lebih bertambah karena harus beli baju dan celana baru,
serta menjahit baju seragam kantor yang baru juga. SEMANGAT SEHAT !
Berinteraksi dengan para pelaksana pembangunan di republik ini ternyata
merupakan suatu anugerah tersendiri. Mereka itu adalah para Kepala Desa
atau juga sering disebut Pa Lurah atau juga Pa Kuwu. Cara berpikir yang
sangat membumi tampak dominan dalam pola pikir dan tindak mereka. Kalau
dalam salah tweet nya @pidibaiq yang tiap pagi Beliau share itu, adalah
rasa syukur terhadap-Nya yang telah membuat kita dapat selalu "Tetapkan
pikiran kami selalu melangit dan dengan hati yang terus membumi", suatu
pernyataan yang belum dapat saya pahami dengan baik. Namun secara
sekilas, sepertinya, kata-kata "pikiran kami selalu melangit" nya itu
tidak tampak dalam pola pikir para Kepala Desa ini. Manakala saya
sempatkan untuk berdiskusi tentang suatu kasus, pikiran mereka tidak
melangit, sangat membumi. Berdiskusi dengan banyak kepala desa, adalah
suatu kesempatan langka yang dapat saya lakukan. Berdiskusi dengan
orang-orang yang berpikir sangat realistis itulah yang (sepertinya)
harus lebih sering dilakukan oleh para perencana pembangunan dimanapun
berada, sehingga para perencana (seharusnya) tidak terjebak dalam suatu
lingkaran pemikiran yang sempit, terdesak oleh kerangka teori dan
regulasi yang terlalu mengikat. Karena jika sudah terjebak, maka buah
pikir yang dihasilkan hanyalah suatu perencanaan yang "ngawang-ngawang",
melangit tidak, membumi pun tidak. SEMANGAT MEMBUMI !
Selalu terngiang - ngiang apa yang pernah dikatakan oleh seorang
Negarawan, Gus Dur, "Gitu aja kok repot" atau kalau saya "translate"
dalam bahasa ibu, kurang lebih seperti ini "asa teu kudu riweuh". Buat
beliau yang pernah menjabat sebagai orang No 1 di negara kita ini,
pernyataan seperti itu sepertinya harus bisa diterapkan, dipahami oleh
semua orang abdi negara yang ada di republik ini. Kenapa ? karena dengan
berprinsip seperti itu, saya yakin, permasalahan yang sesulit apapun,
akan terasa lebih mudah dalam memecahkannya. Bukan tanpa sebab, saya
melihat ada suatu "keyakinan" diri, ada suatu "kepercayaan diri" dari
orang-orang yang bisa berkata seperti itu, bahwa sesulit dan serumit
apapun suatu masalah, pasti akan ada solusi atau jalan keluarnya. Jujur,
sampai saat ini, saya masih harus belajar untuk bisa berpikir seperti
itu. Ketika ada suatu masalah, yang masih sering muncul adalah rasa
panik yang justru tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan menambah
masalah baru. Seperti saat sekarang ini, yang ada hanyalah rasa takut
manakala di hari libur terdengar nada dering telp dari 2 orang atasan
yang pastinya akan ada suatu tugas lain yang harus dijalankan. Kemudian
datanglah sebuah sms, yang meminta untuk turut serta melaksakan tugas
mulia. Subhanallah.....saya sangat perlu SEMANGAT TERBARUKAN !!
0 Comments:
Post a Comment