Persib itu bagaikan indikator kebahagiaan bagi
semua warga bandung, ataupun Jawa Barat pada umumnya. Jadi kalau secara ekstrim
disebutkan, derajat kebahagian warga Jawa Barat dapat dilihat dari hasil
pertandingan. Misalnya, pada hari selasa malam, Persib berhasil menang dalam
suatu pertandingan, maka dapat dipastikan, pada hari Rabu pagi, seluruh
penduduk (laki-laki) kota bandung akan lebih berbagia. Warga bandung akan tidur
dengan perasaan gembira pada malam itu. Hal itu terus berlanjut pada saat
bangun pagi, ketika mata terbuka, kemudian melakukan aktivitas rutin pagi
hingga solat subuh, setelah itu akan langsung mencari media cetak (Koran pagi)
dan langsung mencari berita tentang kemenangan persib dan tidak perlu susah
mencarinya, karena dengan magnet persib yang begitu kuat, maka sang pemimpin
redaksi Koran tersebut pasti akan menjadikan kemenangan persib itu headline di
halaman 1. Lucunya, selesai membaca semua artikel tentang persib di satu surat
kabar, misalnya Pikiran Rakyat, maka tidak segan dan tidak sayang kemudian
mencari loper Koran yang dekat dengan rumahnya dan membeli Koran satu lagi,
misalnya kotan TRibun Jabar untuk kembali mencari berita tentang kemenangan
Persib. Dalam pikirannya itu, Selain ada informasi tambahan yang mungkin
didapatkan, tapi nampaknya kepuasan hati lebih mendominasi pada saat membaca
berita tentang kemenangan Persib tersebut.
Parahnya, hal itu berlangsung pula sebaliknya………jika Persib
kalah dalam suatu pertandingan, misalnya pada selasa sore atau malam, maka pada
malam itu juga, langit bandung seakan-akan buram, tanpa cahaya bulan. Aura
udara malam terasa lebih lembab, yang membuat nafas warga Bandung lebih berat
dan sesak. Para pengemudi mengendarai kendaraannya penuh dengan emosi, para tukang becak memakirkan becanya lebih cepat
karena rasa mumet yang melanda. Terlebih lagi, pelatih dan para pemain Persib,
harus bersiap menerima “cacian” warga yang kesal karena kekalahan itu. Dan pada
malam itu, umumnya Warga Bandung tertidur dengan perasaan kecewa yang mendalam.
Kekesalan itu pun terus berlanjut pada saat bangun pagi. Selesai solat subuh,
tidak akan segera mencari Koran pagi karena tahu, pasti berita kekalahan Persib
akan (tetep) menjadi headline surat kabar itu. Judul berita nya biasanya
seperti ini “ Persib tersungkur, kalah 0 – 2 dari Si A” ataupun “Persib kalah
menyakitkan” ataupun juga “ Persib dicukur AC Milan 0 – 5”.
Demikian dahsyatnya pengaruh sebuah klub
sepakbola bagi para fansnya. Para fans bola itu berani berkorban apapun demi
kejayaan dan kemenangan timnya itu. Fanatik ! Sehingga muncul berbagai slogan
slogan yang mengekspresi kan perasaan nya kepada tim kesayangannya : Aing
Persib, Persib Nu Aing, PERSIB Hirup Paeh Aing………..dan mereka menamakan dirinya
bermacam ada Viking, Bomber, ada juga Persib Stones, namun para juru tulis
lebih banyak menamakan mereka semua itu dengan sebutan “bobotoh”. Sebuah kata
yang harus dicari dalam kamus bahasa Sunda. Jangan-jangan kata “bobotoh” itu
punya arti lain ? *jadi penasaran
Dengan tingginya pengaruh Persib terhadap
kebahagiaan warga Bandung, maka dapatkah indikator tersebut dijadikan salah satu indikator
perhitungan dalam indeks kebahagiaan suatu kota atau Negara ? xixixi Indikator
tersebut bisa dinamakan seperti ini :
Tingkat Prestasi Tim Sepakbola di daerah tersebut. Sudahkah ada
penelitian tentang hal ini ? adakah para ahli statistik tergerak untuk
memasukan indikator ini ? ah..mungkin tidak sekarang, tapi suatu saat nanti hal
ini akan terwujud……entah 30 tahun ataupun 100 tahun ke depan.
1 September 2012, 05.50 WIB
0 Comments:
Post a Comment