“Bekerja dalam sebuah tim itu menyenangkan” setuju atau tidak ?
Untuk yang setuju, mungkin anda orang yang sangat percaya bahwa
distribusi pekerjaan itu akan lebih mempercepat penyelesaian pekerjaan dan
tentunya akan lebih meningkatkan kualitas dari pekerjaan itu sendiri. Selain
itu, jika dilihat dari sisi personal character, pasti anda termasuk orang yang
senang ber ramah tamah, easy going, dapat ngobrol berjam-jam tentang hal yang
ringan-ringan atau bahkan tidak penting sekalipun, dan yang pasti pasti sangat
jago ber basa-basi J. Selain itu, mempunyai sifat toleran yang
sangat tinggi.
Untuk anda yang tidak setuju, mungkin anda
termasuk tipikal orang yang tidak mudah mempercayai orang lain, mempunyai
tingkat kepuasan yang tinggi terhadap sesuatu, perfeksionis, lebih cenderung
mendahulukan ego, tidak terlalu toleran terhadap sesuatu, dan kaku dalam
berinteraksi dengan sekelilingnya, mempunyai sifat jumawa, sangat percaya diri
dan merasa lebih pintar dari orang lain.
Ah, dua jawaban sebenarnya bukan suatu jaminan
tentang karakter seseorang. Kalau boleh berkaca kepada diri sendiri, seringkali
kita menempatkan diri di 2 posisi tadi. Terkadang merasa ingin bekerja dalam
sebuah tim yang utuh dan juga seringkali ingin bekerja sendiri saja, menyelesaikan
semuanya sendiri. Karena jujur, tidak
mudah untuk bekerja dalam tim itu, tidak mudah. Banyak individu yang terlibat
berarti banyak pemikiran yang harus didiskusikan, banyak keinginan yang harus
kompromikan dan banyak penyakit-penyakit hati yang muncul, misalnya amarah,
rasa kesal dan tenggang rasa.
Belum lagi kalau kemudian disadari bahwa
ternyata kemampuan setiap individu di tim tersebut berbeda, misalnya si A sudah
menguasai level G dengan baik, sedangkan si B baru menguasai level c saja. Perbedaan
kemampuan itulah yang harus bisa
ditengahi oleh setiap individu. Yang sudah expert jangan terlalu percaya diri
dan yang masih amatir jangan terlalu rendah diri. Percayalah, perbedaan dalam
kemampuan itu masih ditangani dengan cara lebih mudah dibandingkan dengan
adanya perbedaan sifat dan karakter setiap individu. Peningkatan kemampuan itu
bisa diobati dengan melakukan pelatihan, tapi jika ada perberdaan sifat, maka
wassalam lah jawabannya heuheu. Jangankan mengharapkan output pekerjaan yang
diharapkan, bisa berkumpul dan
berdiskusi pun akan sangat sulit.
Tapi jika kita mencoba mengerjakan sesuatu
sendirian juga bukanlah suatu hal yang mudah. Adanya keterbatasan dari sisi
waktu, dari sisi pemikiran, dari sisi financial (mungkin), ataupun dari sisi dukungan
sarana dan prasarana menjadi sebuah obstacle yang harus dapat dihadapi dan
dilewati. Ujung-ujungnya kita sering menjadi merasa di antara titik tengah
bekerja didalam sebuah tim ataupun bekerja secara individu.
Solusinya sangat sederhana, biarkan diri kita
berada di dalam zona tengah tersebut. Biarkan diri menyesuaikan segala
sesuatunya secara alamiah. Daya adaptasi seseorang ketika bekerja dalam tim
akan sebanding dengan daya survive seseorang ketika bekerja sendiri. Tergantung
hati kita menikmati semua itu atau tidak.
Selamat berada di titik tengah……….. (6
September 2012)
0 Comments:
Post a Comment