Dunia berputar setiap hari sesuai
dengan porosnya, begitupun bulan yang tidak pernah lelah menjadi satelit yang
setia bagi bumi, memantulkan sinar matahari belahan bumi yang gelap. Cahaya
Bulan menjadi tokoh utama langit di malam hari ditemani kerlip bintang yang
bertaburan menghiasi malam. jika langit semakin gelap, maka bintang akan mulai
terlihat kerlipnya (When it is dark enough, u can see the stars) begitu kurang
lebih jika kita translate ke bahasa Inggris.
Sementara pada siang hari,
Matahari menjadi sumber energi buat kehidupan di bumi ini. Sinarnya (bukan
cahaya) memang dapat menjadi berkah buat
sebagian orang, karena dengan cahayanya itu seorang pedagang kerupuk dapat menjemur
produknya secara “gratis”. Selain itu , adanya teknologi tenaga surya, dapat
mengkonversi sinar matahari menjadi sumber listrik yang dipergunakan untuk
kepentingan sehari-hari.
seringkali saya berujar kepada
diri sendiri, “kalau kamu mulai meragukan kekuasaan Allah sebagai Maha Pencipta
dan Maha Besar, maka kamu tinggal mendongakkan kepala ke atas dan lihatlah
langit”. Kalau tidak percaya, silakan
anda coba, baik itu langit pada saat siang hari ataupun pada malam hari. Langit
itu seakan-akan ciptaan Allah yang penuh dengan misteri. Buka imajinasi
seluas-luasnya, buka pikiran sebebas-bebasnya, maka akan terbukalah satu kesadaran akan diri ini, yaitu betapa
kerdilnya diri ini, betapa tidak berdaya apa-apa nya diri ini, betapa lemahnya
diri ini.
Tanpa tersadarkan, seringkali
kita terlalu pongah dengan apa yang telah kita raih, terlalu sombong dengan apa
yang kita dapatkan dan terlalu bangga dengan apa yang kita peroleh, padahal itu
semua tidak ada artinya apa-apa di hadapan Sang Maha Pencipta, karena seperti
ditahui, seorang mahluk dinilai dari ketaqwaan kita, bukan dari hal lain.
Jadi inget doa Lukman kepada
anaknya, “ya bunayya, walaa tamsil fil ardhi marroha” duhai anakku, janganlah
berjalan di muka bumi ini dengan sombong.
13 September 2012
0 Comments:
Post a Comment