Setiap bidang pasti punya legendanya
sendiri-sendiri. Kalo dalam konteks sepakbola dunia, bisa kita sebut ada pele,
maradona atau lionel messi. Sementara dalam olah raga bola basket, siapa yang
tidak tahu Michael Jordan, Kareem Abdul Jabar dan juga siapa yang tidak kenal
dengan Rudi Hartono ? pemenang All England sebanyak 8 (delapan) kali
berturut-turut . Terakhir, siapa yang
tidak kenal dengan Adjat Soedradjat ? xixixi, semua orang Bandung, pasti tahu
siapa Adjat.
Itu semua baru dari satu bidang saja, yaitu
olahraga. Kita bisa mendapatkan legenda-legenda lain dalam bidang musik. Siapa
yang tidak tahu Metallica ? Guns N Roses ? Siapa yang tidak mengenal Fredie
Mercurie dengan Quenn nya ? Sementara jika kita menengok ke dunia music tanah
air, maka dalam kacamata saya, setidaknya ada 2 orang penyanyi legenda, yaitu
almarhum Chrisye dan satu orang lagi, seorang penyanyi yang menjadi panutan
bagi hampir seluruh penyanyi tanah air saat ini, yaitu Iwan Fals. Seorang
penyanyi yang lebih sering bernyanyi menggunakan rasa hatinya, menyuarakan jeritan penderitaan rakyat kecil yang
berjuang memperpanjang hidupnya ditengah kerasnya dunia. Seorang penyanyi yang
pernah di black list oleh Penguasa Orde Baru karena dianggap subversif oleh pemimpin
bangsa saat itu.
Lalu kita beralih ke legenda film, kalau dalam
konteks film Hollywood, para pemeran film action merupakan contoh
legenda-legenda film, sebut saja Sean Connery, Clint Eastwood atau Tommy Lee
Jones. Sementara dalam konteks film Bollywood, tentu saja Amitabachaan dan
Sahrukh Kahn menjadi dua orang legenda film india yang telah terkenal ke
seluruh dunia. Sementara untuk di tanah air, Benjamin S, menjadi legenda film
yang tiada bandingannya. Meski pada jamannya muncul artis fenomenal lainnya,
misalnya Warkop DKI, Wolly Sutinah (Ma Wo),
tapi buat saya, Bang Benjamin S, tidak tergoyahkan sebagai nonor urut
pertama daftar legendisasi actor dan antriss Indonesia (kalau ada) heuheu.
Seseorang dianggap legenda, dalam suatu bidang
apapun manakala ada suatu “prestasi” yang
luar biasa dari orang tersebut, baik
dari prestasi dari sisi kejuaraan, dari sisi bisnis, dari sisi personal
kompetensi ataupun dari sikap dan perilaku dalam kehidupannya. Jadi istilah
legenda ini pasti akan melekat kepada seseorang ataupun kelompok orang jika
mereka telah melakukan suatu aktivitas luar biasa di bidangnya masing-masing.
Dengan kata lain, penghargaan “legend” ini
merupakan dampak ikutan dari suatu prestasi, dan yang membuat ini
semakin bergengsi adalah ketika istilah legenda disematkan (secara tidak
resmi), maka itu merupakan bukti pengakuan dari lingkungan terhadap
eksistensinya, dan itu tidak dapat dibeli oleh uang. Sesuatu yang tidak dapat
dibeli, something that money can’t buy. (Jadi
masih ada ya di dunia yang tidak bisa dibeli dengan uang, heuheuheu).
Menukik kepada diri ini, pantaskah diri ini
menjadi seorang legenda hidup ? pantaskah kemudian jika kita me-“declare” bahwa
raga anda ini adalah seorang legend buat jiwa anda ? atau dibalik, “pantaskah
jiwa ini menjadi legend buat sebuah raga ?
Apa yang telah raga perbuat untuk jiwa ?
begitupun sebaliknya, apa yang telah jiwa ini lakukan untuk raga ?
Biarkan……raga dan jiwa menemukan legend nya
masing-masing, tak ada paksaan, tak ada dorongan………….
28 September 2012
0 Comments:
Post a Comment