Berungkali kita melihat di film-film Hollywood
tentang seseorang yang bingung dengan identitas dirinya sendiri. Entah karena
hilang ingatan ataupun sengaja dihilangkan. Ya, dihilangkan oleh pihak-pihak
yang memang tidak ingin identitas dari orang tadi diketahui oleh musuhnya
ataupun oleh jiwa orang itu sendiri.
Sedangkan didalam dunia nyata, banyak pula khususnya buat orang-orang intelejen, dimana
identitas memang harus disembunyikan agar bisa mendapatkan informasi tentang
sesuatu yang sebanyak-banyaknya. Memang sepertinya ada beberapa keuntungan dari
menyembunyikan identitas ini, misalnya
orang itu bisa mengkorek informasi dari orang-orang yang memang mempunyai
informasi yang diinginkan ataupun bisa melakukan aktivitas yang sebetulnya
tidak boleh dilakukan.
Hal itu pula yang mendasari beberapa program
televisi yang sekarang lagi tayang, misalnnya “undercover boss” yang mencoba mencari informasi tentang keluhan
para pekerja dari sebuah perusahaan. Selain itu, ada juga program “tolong”,
dimana seorang aktor yang menyamar kemudian mencari orang-orang ikhlas
memberikan pertolongan dan kemudian memberikan hadiah yang setimpal berupa
uang.
JIka ditelusuri lebih dalam, identitas itu,
bukanlah hanya sekedar biodata, karena identitas itu sifatnya lebih mendalam.
Pernahkah anda dengar pameo atau istilah seperti ini, “masa sma adalah masa
pencarian identitas”. Jadi sepertinya identitas itu bisa juga sebut dengan
“jati diri” seseorang. Bagaimana seseorang memandang hidup, bagaimana seseorang
menyikapi sesuatu, siapa yang menjadi panutan orang itu, apa yang bisa
mempengaruhi seseorang untuk bertindak dan apa yang membuat seseorang bahagia
dan sedih didalam hidupnya, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
oleh seorang teenage. Dan setelah menemukan jawaban itu, maka seorang teenage
bertranformasi menjadi seorang mature (mungkin) atau menjadi seseorang dengan
identitas sempurna.
Pencarian identitas ini menjadi penting karena
menjadi modal dalam pergaulan, menjadi dasar dalam berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Namun dasar manusia, yang tidak pernah mendapatkan
kepuasan akan suatu hal. Sejatinya, setelah mendapatkan identitas, tidak perlu
mencoba mencari identitas baru dan hidup
dengan identitas baru itu, tapi tetep saja selalu mencoba dan mencoba. Jadi,
mungkin, para intelejen itu sangat menikmati perannya berganti identitas
didalam masyarakatnya, karena bisa hidup dengan berbagai iperan Setelah
kepentingannya selesai kemudian kembali ke identitas sebelumnya. Masyarakat dan
lingkungan sekitarnya pasti tidak akan menyadari akan hal itu, karena mereka
tidak tahu sedang berbicara dengan seorang Udin kah atau dengan seorang Budi
kah atau dengan seorang Steven kah. Karena yang sebatas mereka tahu, hanyalah
yang sebatas tercantum dalam KTP. Tapi itu bisa juga dilakukan dengan maksud
mencoba untuk menjalani hidup baru, meninggalkan identitas lama yang telah
penuh dengan aib.
Hanyalah pada saat kita sholat dan bersujud
kepada Nya, kita kemudian bisa menanggalkan segala identitas dan berserah diri
kepadanya, menghambakan sebagai mahluknya, menerima semua ketentuan-Nya dan
terus ikhtiar menjadi mahluk Nya yang bertaqwa.
16 september 2012
0 Comments:
Post a Comment